OUT ; When you trapped in yourself



Putih ..








Putih ..








Putih ..


Aku benar-benar tidak bisa menemukan apapun selain putih.
Aku dimana?
Tidak peduli seberapa jauh aku berlari, tidak peduli kemana arah aku bergerak pada akhirnya aku hanya menemukan warna putih lagi. Kenapa? Dimana aku sebenarnya? Kemana perginya semua orang? Kenapa hanya ada aku disini?
Tidak ada refleksi, tidak ada bayangan, tanpa cahaya.
Hanya putih.

“Bagaimana? Kau suka, kalau mau kau bisa tinggal lebih lama disini”

Aku tersentak, sebuah suara memecah lamunanku tentang ruangan tanpa ujung ini. Siapa yang bicara?

“Terima kasih, tentu saja aku suka di sini”

Terdengar tidak asing, seperti suara seseorang yang ku kenal, seseorang yang sangat dekat denganku.
Tunggu!
Bukankah itu suaraku? Hey, aku tidak suka disini kenapa kau malah berterima kasih? Konyol!
Seseorang tolong keluarkan aku!
Tidak, bahkan aku tidak bisa bicara sama sekali. Mulutku terkunci dan suaraku menghilang, lalu bagaimana bisa aku mengatakan hal semacam tadi. Sungguh aku tidak suka tempat ini. Aku ingin pulang.

“Apa kau ingin ku temani? Jangan terlalu serius, nanti kau gila”
“Tidak perlu, lagipula aku suka sendirian. Aku baik-baik saja”

Lagi?
Lagi-lagi suaraku terdengar begitu saja, seperti mulutku berucap jauh di atas kesadaranku. Siapa yang berani mempermainkan aku seperti ini? Aku jelas tidak suka disini, disini terlalu menyeramkan. Tidak ada yang bisa kulakukan.
Siapapun, tolong keluarkan aku dari sini. Demi Tuhan, aku persis seperti orang sakit jiwa, sangat tidak lucu kalau aku berakhir seperti ini di tempat ini. Ayolah!
Tidak ada pintu, tidak ada jendela, bahkan fentilasi udara. Yang benar saja. Jadi sejak kapan aku terkurung di sini, aku tidak tahu. Apakah sekarang malam atau siang, semuanya sama putihnya, musim panas atau musim dingin, entahlah tapi sepertinya aku bahkan sudah mati rasa. Rasanya aku nyaris tidak bisa merasakan telapak kakiku sendiri.
Dimensi lain?
Lalu, apakah mereka di luar sana melihatku sekarang?

“Kau tidak mau keluar?”
“Tidak, sepertinya aku disini saja”

Tidak lagi.
Sungguh bukan aku yang mengatakannya, sudah kubilang aku bahkan tidak bisa bicara jadi bagaimana aku bisa mengatakan itu. Ini benar-benar tidak masuk akal.
Tidak akan. Aku tidak akan terjebak disini selamanya, aku ingin keluar. Bahkan meskipun tidak mungkin, setidaknya siapapun bisa memberiku satu jendela saja. Biarkan aku melihat apa yang terjadi di luar sana. Kenapa aku hanya berkelut sendirian seperti kapas tertiup angin.

“Hey kau!”

Eh?

“Kau yang di dalam sana. Aku bisa mendengarmu”

Siapa? Aku? Bukankah itu suaraku? Apa dia bicara padaku?

“Iya, benar! Aku adalah kau”

Apa ini? Setelah aku terkurung di tempat terkutuk ini dan aku tidak tahu kenapa, sekarang aku berbicara dengan diriku sendiri? Tidakkah aku sedang koma dan sekarang seseorang terus memanggilku agar aku sadar?
Kenapa aku terjebak disini dan kenapa aku tidak bisa menemukan apapun?

“Aku tidak tahu”

Kau tidak tahu? Kau kan aku. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa disini.
Aish!
Sekarang cepat bantu aku keluar dari tempat ini, kau pasti tahu caranya.

“Aku tidak bisa”

Kenapa? Karena kau adalah aku yang terkurung di tempat yang sama? Kau tidak punya kuncinya? Apapun, lakukan apa saja agar aku bisa keluar dari tempat ini. Aku hanya ingin pulang.

“Aku tidak bisa, hanya kau yang bisa melakukannya”

Apa? Aku? Kau adalah aku, jadi kau bisa melakukannya.
Jangan banyak bicara dan cepat keluarkan aku dari sini. Aku bahkan tidak bisa menemukan bentuk pintu disini, bagaimana aku bisa keluar?!
Sepertinya aku sudah benar-benar gila. Sungguh tidak waras berdebat dengan diri sendiri.
Cepatlah!!

“Aku tidak bisa. Kau – yang di dalam – hanya kau yang memiliki kunci untuk bisa keluar dari jebakan ini”











Aku?

~FIN~


ditulis pada 2017

Komentar

Postingan Populer